Batam, beritakarimun.id – Kota Batam di Kepulauan Riau (Kepri) dilanda cuaca ekstrem. Bukan hanya itu, di hari yang sama juga muncul pesan berantai mengenai informasi adanya tsunami.
Dari beberapa foto dan video yang diterima redaksi beritakarimun.id , pada Selasa (17/9/2024) sejumlah pohon di pinggir jalan Batam roboh. Bahkan kubah Masjid Agung Batam bengkok.
“Kondisi angin kencangnya sendiri saat ini dikarenakan adanya pergerakan awan cumulonimbus memang tumbuh dari arah Sumatera bergerak melewati Kepri dan berawal dari Karimun lalu ke Batam dan berakhir di Bintan,” kata Forecaster BMKG Hang Nadim, Riza, Selasa (17/9/2024).
Pohon tumbang diketahui terjadi jalan Ahmad Yani depan kawasan Panbil, Jalan haji Fisabila di depan SPBU. Selanjutnya pohon tumbang juga dilaporkan terjadi di jalan Hang Lekiu, Nongsa.
Selain pohon tumbang di sejumlah ruas jalan Batam, kubah Masjid Agung Raja Hamidah yang baru diresmikan beberapa hari lalu terlihat bengkok diterjang hujan angin. Ia menyebut cuaca ekstrim tersebut diakibatkan awan cumulonimbus yang bergerak dari wilayah kabupaten Karimun
Dijelaskannya, angin bergerak dari Karimun ke Batam pada pukul 18.40 WIB. Kemudian angin tersebut bergerak ke arah Pulau Bintan.
“Kecepatan angin mencapai 29 knot, dan tergolong ekstrim untuk aktivitas diluar karena sudah melebihi 25 knot. Sehingga angin tersebut sudah tergolong cuaca ekstrem,” jelasnya.
Muncul Pesan Berantai Tsunami
Di hari yang sama dengan cuaca ekstrem, warga Batam juga dihebohkan dengan munculnya pesan berantai berisi informasi tsunami.Pesan tersebut berisi imbauan agar warga waspada terhadap terhadap potensi tsunami.
“Prediksi Tsunami di Batam: Sekolah Diliburkan dari 18 September 2024 hingga Keadaan Mereda. Batam, 17 September 2024 – Menyusul prediksi kemungkinan terjadinya tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini untuk wilayah Batam. Sebagai langkah pencegahan, semua sekolah di Batam akan diliburkan mulai tanggal 18 September 2024 hingga situasi dianggap aman. BMKG menginformasikan bahwa potensi tsunami disebabkan oleh aktivitas seismik yang terdeteksi di perairan sekitar Batam. Oleh karena itu, pihak berwenang memutuskan untuk menutup semua institusi pendidikan selama periode tersebut untuk menjaga keselamatan siswa dan staf. Seluruh masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan otoritas lokal, serta mematuhi petunjuk evakuasi jika diperlukan. Pemerintah daerah dan lembaga terkait akan terus memantau situasi dan memberikan update berkala mengenai keadaan dan langkah-langkah selanjutnya. Keamanan masyarakat adalah prioritas utama, dan semua pihak diharapkan untuk tetap waspada serta mengikuti arahan resmi selama masa kritis ini,” tulis isi pesan seperti dilihat redaksi beritakarimun.id, pada Selasa (17/9/2024).
Prakirawan BMKG Hang Nadim Batam, Roni, dikonfirmasi membantah informasi tersebut. Ia menyebut pihaknya tidak pernah mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami.
“Apabila ada kabar mengenai isu tsunami di Batam, itu sudah dipastikan hoaks,” kata Roni.
Roni menjelaskan, BMKG tidak pernah mengeluarkan peringatan soal potensi tsunami. Ia menyebut pihaknya hanya mengeluarkan peringatan dini cuaca saja.
“Karena kami dari BMKG hanya menyebarkan kabar tentang peringatan cuaca saja di Batam, seperti hujan dan angin kencang,” ujarnya.
Roni menyebut secara kondisi wilayah, Batam merupakan daerah yang memiliki potensi tsunami. Ia menegaskan informasi yang beredar di masyarakat itu hoaks.
“Batam ini bukan merupakan wilayah yang berpotensi tsunami. Jadi kami pastikan informasi itu hoaks,” ujarnya.
(PpRz2024)
Tidak ada komentar